Polisi Pastikan Kondisi Polantas Korban Pengeroyokan Massa Demo 11 April Telah Membaik
Demo di depan Gedung DPR, Senin 11 April (Nailin In Saroh/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Dirlantas Polda Metro Jaya (PMJ) Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengungkapkan kondisi terkini anggotanya yang menjadi korban pengeroyokan saat demonstrasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) pada 11 April.

Sambodo mengatakan kesehatan anggota polisi lalu lintas (polantas) AKP Rudy Wira yang dianiaya sekelompok orang tak dikenal di Jalan Tol Dalam Kota kini mulai membaik.

"Iya, sudah membaik," kata Sambodo kepada VOI, Minggu, 17 April.

Meski demikian, Sambodo tidak menjelaskan lebih detail tentang kondisi kesehatan anggotanya itu.

Seperti diketahui, anggota polantas AKP Rudy Wira mengalami pengeroyokan di Jalan Tol Dalam Kota, Senayan, Jakarta Pusat, di tengah demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR pada 11 April. Aksi pengeroyokan itu terekam dalam video dan tersebar di media sosial.

Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menyelidiki video tersebut. Dalam video yang beredar, polisi mengidentifikasi ciri-ciri pelaku penyerangan terhadap enam orang anggota polantas saat mengevakuasi mobil yang terjebak saat ada aksi demo di depan Gedung DPR.

Sambodo mengatakan, kejadian itu menyebabkan satu dari enam polantas menjadi korban penyerangan mengalami memar dan luka pada kepala bagian belakang dan memar pada bagian dada dan pinggang belakang, diduga akibat pukulan benda tumpul.

Sambodo mengatakan, sempat ikut menyaksikan bagaimana peristiwa penyerangan itu terjadi. Ia bercerita pada saat itu dirinya dan lima polisi lainnya harus mengevakuasi kendaraan yang terjebak di dalam tol karena melihat adanya sebagian massa aksi unjuk rasa yang memasuki jalan tol.

"Kami enam orang. Pada saat itu saya sedang bersama Rudi Wira. Kami sedang berusaha mengevakuasi mobil-mobil yang terjebak di jalan tol. Ketika saya berusaha menenangkan massa tapi massa semakin beringas kemudian ada yang memukuli AKP Rudi Wira dan menendang motornya sehingga terjatuh dan terlambat escape (menyelamatkan diri)," kata Sambodo, Senin, 11 April malam, dikutip dari Antara.