Kenaikan Kasus COVID-19 Mingguan di Jawa Barat Tertinggi
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito (Foto: Humas BNPB)

Bagikan:

JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut selama satu minggu terakhir, Jawa Barat menjadi provinsi dengan kenaikan kasus paling tinggi se-Indonesia.

Kata Wiku, kenaikan kasus COVID-19 hingga seminggu lalu per tanggal 22 September, kenaikan kasus COVID-19 Jawa Barat naik pada selisih 594 kasus. 

Kemudian, pada minggu ini per 29 September, kenaikan kasus di Jawa Barat menjadi yang tertinggi dengan selisih 1.726 kasus dari minggu lalu.

"Ini adalah angka yang besar dan signifikan terhadap angka kasus positif nasional," kata Wiku dalam siarang langsung di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 29 Spetember.

Provinsi dengan kenaikan kasus per minggu tertinggi setelah Jawa Barat adalah DKI Jakarta dengan selisih naik 1.002 kasus, Sumatera Barat naik 603 kasus, Kalimantan Timur naik 584 kasus, dan Jawa Tengah yang naik 338 kasus dari minggu lalu.

Wiku menjelaskan, keempat provinsi selain Jawa Barat ini minggu lalu tidak masuk dalam empat provinsi dengan kenaikan kasus terbesar.

"Hal ini berarti ada empat daerah ini mengalami kenaikan kasus yang cukup signifikan dan ini perlu menjadi perhatian bersama," ucap dia.

Adapun empat provinsi dengan kenaikan kasus terbesar pada minggu lalu adalah Banten, Sulawesi Selatan, Riau, dan Papua. Wiku mengapresiasi keempat provinsi ini mampu menekan kenaikan kasusnya dari minggu lalu. 

"Empat provinsi ini di minggu ini tidak masuk kedalam 5 besar kenaikan kasus tertinggi. Kami mohon agar dapat mempertahankan dan terus menekan angka kasus sehingga tidak ada kasus baru," tutur Wiku.

Lebih lanjut, terjadi kenaikan kasus positif mingguan pada tingkat nasional sebesar 16,4 persen dibandingkan pekan sebelumnya, yaitu dari 26.314 kasus menjadi 30.641 kasus.

Per hari ini, kasus positif bertambah sebanyak 4.002 kasus, sehingga akumulasinya 282.724 kasus. Jumlah kasus aktif pada hari ini adalah 61.686 atau 21,8 persen, Sementara kasus aktif dunia adalah 22,8 persen.