Pelayanan Hemodialisis di RSUD Buntok Kalteng Dinilai Sudah Optimal
Tim visitasi hemodialisis Pernefri, dr Widodo, Sp.PD. KGH, Finasim melakukan kunjungan ke RSUD Jaraga Sasameh Buntok (ANTARA)

Bagikan:

BUNTOK - Tim visitasi hemodialisis Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) wilayah Jawa Timur dan Kalimantan menilai pelayanan hemodialisis di RSUD Jaraga Sasameh Buntok, Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah sudah optimal.

"Berdasarkan hasil pemantauan Pernefri, pelayanan yang diberikan RSUD Jaraga Sasameh Buntok kepada pasien sudah berjalan dengan baik," kata Direktur RSUD Jaraga Sasameh Buntok, dr Norman Wahyu di Buntok, Antara, Selasa, 29 Maret.

Norman mengucapkan terima kasih kepada dr Widodo selaku supervisor hemodialisa wilayah Jawa Timur dan Kalimantan yang telah berkunjung. "Kunjungan ini merupakan kunjungan rutin dalam setiap tahunnya guna memantau kegiatan hemodialisa di sejumlah daerah termasuk di RSUD Jaraga Sasameh Buntok," katanya.

Hal itu dilakukan dalam upaya meningkatkan dan menjaga kualitas pelayanan terhadap pasien-pasien yang memerlukan hemodialisa atau cuci darah ini bisa berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan.

"Untuk jumlah pasien yang melakukan cuci darah di RSUD Jaraga Sasameh Buntok ini sebanyak 27 orang dan rata-rata setiap pasien hemodialisa melakukan cuci darah dua kali dalam setiap minggu," dr Norman Wahyu.

Supervisor Tim Visitasi Hemodialisis Pernefri, dr Widodo menilai, peralatan yang digunakan RSUD Jaraga Sasameh Buntok dalam memberikan pelayanan cuci darah terhadap pasien sudah memadai.

Dikatakan Widodo, pelayanan sub spesialis dengan teknologi tinggi ini memang perlu dilakukan pendampingan secara berkala, karena, pelayanan yang dilakukan terhadap setiap pasien dialisis ini dua sampai tiga kali dalam setiap minggunya.

"Oleh karena itu, kami memberikan konsultasi dan arahan, baik dalam medis, perizinan maupun kegiatan-kegiatan lain. Kita juga memang selalu melakukan pemantauan dan selalu ada perbaikan-perbaikan yang kita lakukan. Berdasarkan evaluasi ini, pelayanan sudah sangat optimal," ucap dr Widodo.

Terkait tingginya penderita gangguan ginjal, Widodo menyebut penyebab penyakit ginjal terbanyak di Indonesia ini disebabkan hipertensi dan diabetes melitus.

Untuk itu, bagi orang yang memiliki penyakit diabetes, dan hipertensi harus berobat secara teratur guna mengendalikan gula darah bagi yang terkena penyakit diabetes dan tekanan darah bagi yang memiliki penyakit hipertensi.

"Berobatlah secara teratur agar tekanan darah terkendali dan gula darah juga bisa terkendali, sehingga gangguan fungsi ginjal bisa dicegah," jelasnya.