Prancis Sindir 'Celotehan' Rutin Biden ke Putin: Seperti Menambahkan Minyak ke Api
Presiden Joe Biden foto via Twitter @POTUS

Bagikan:

JAKARTA - Presiden AS Joe Biden bukan saja aktif menggalang sekutunya memberi sanksi ekonomi ke Rusia. Tapi Biden juga rutin menyerang Vladimir Putin melalui kalimat yang pedas.

Joe Biden baru saja menyebut Putin 'tidak dapat tetap berkuasa'. Dan dalam pernyataan sebelumnya, Biden juga menyebut Presiden Putin sebagai 'tukang daging'. Beberapa hari sebelumnya juga, Presiden Putin disebut Biden sebagai 'penjahat perang' karena mengirim puluhan ribu tentara untuk menyerang Ukraina dan menargetkan warga sipil.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerukan semua pihak untuk menahan diri dalam kata-kata dan tindakan dalam menangani konflik Ukraina.

"Saya tidak akan menggunakan kata-kata seperti ini karena saya terus berdiskusi dengan Presiden Putin," kata Macron di saluran TV Prancis 3 seperti dilansir dari Channel News Asia, Minggu 27 Maret.

Putin dan Macron memang cukup rutin berbicara melalui sambungan telepon. Macron melakukan upaya diplomasi untuk bisa menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.

"Kami ingin menghentikan perang yang telah diluncurkan Rusia di Ukraina tanpa eskalasi - itulah tujuannya," kata Macron di France 3 TV, mencatat tujuannya adalah untuk mendapatkan gencatan senjata dan penarikan pasukan melalui cara diplomatik.

"Jika ini yang ingin kita lakukan, kita tidak boleh meningkatkan hal-hal - baik dengan kata-kata maupun tindakan," katanya.

Presiden Prancis pada hari Jumat mengatakan dia berusaha untuk mengadakan lebih banyak pembicaraan dengan Presiden Putin dalam beberapa hari mendatang mengenai situasi di Ukraina serta inisiatif untuk membantu orang-orang meninggalkan kota Mariupol yang terkepung.

Kandidat presiden sayap kanan Prancis Marine Le Pen mengatakan dia mendukung pendekatan Macron.

"Jelas, itu adalah kata-kata yang menambahkan minyak ke api," katanya, ketika ditanya tentang komentar Biden.