Penjual Mogok Dagang Pemprov DKI Siapkan 130 Ton Daging Sapi Beku
Ilustrasi/Foto: Antara

Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah pedagang daging di Jakarta mogok berjualan daging selama lima hari sejak tanggal 28 Februari hingga 4 Maret 2022. Mogoknya pedagang disebabkan kenaikan daging sapi impor maupun daging di rumah potong hewan.

Karenanya, Pemprov DKI lewat Perumda Dharma Jaya menyediakan stok 130 daging sali beku. Penyediaan ini dilakukan untuk membantu masyarakat memberikan pilihan daging yang terjangkau untuk kebutuhan sehari-hari.

“Dharma Jaya memiliki stok daging sapi beku sebanyak 130 ton," kata Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman dalam keterangannya, Selasa, 1 Maret.

Raditya mengungkapkan, harga daging yang disediakan masih di bawah harga pasaran, yakni mulai Rp115 ribu hingga Rp130 ribu per kilogram, tergantung jenis dagingnya. Namun, harga murah ini tak berlaku pada daging khusus seperti shortplate, sirloin angus, sirloin steak cutting, dan teriyaki slice.

Lalu, masyarakat dapat membeli daging di Toko Daging Dharma Jaya dengan cara datang langsung ke Kantor Perumda Dharma Jaya di Jalan Penggilingan Raya, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur atau secara online di marketplace dengan nama official store Toko Daging Dharma Jaya.

“Warga tidak perlu khawatir, Dharma Jaya tetap memastikan pasokan daging-daging yang lebih murah sebagai pilihan bagi masyarakat Jakarta,” tutur dia.

Dalam kesempatan ini, Raditya mengaku daging beku belum menjadi pilihan utama untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia. Padahal, menurut dia, daging beku bisa menjadi substitusi konsumsi daging segar.

Bahkan, lanjutnya, daging beku lebih sehat untuk dikonsumsi daripada daging segar. Pasalnya, proses pembekuan dapat mencegah pertumbuhan kuman atau bakteri pada daging. Selain itu, kandungan nutrisi pada daging beku lebih tahan lama dibanding daging segar.

“Daging itu cepat busuk. Daging mentah yang dibiarkan disimpan pada suhu biasa tanpa pendinginan lebih dari enam jam, maka akan tercium bau busuk,” jelas dia.

Lebih lanjut, Raditya menyatakan, Perumda Dharma Jaya siap jika diminta untuk menggelar operasi pasar murah untuk mengurangi gejolak harga yang terjadi di masyarakat.