BKSDA Pasang Jerat Tangkap Harimau yang Serang Warga Aceh Selatan
Petugas BKSDA Aceh, Forum Konservasi Leuser (FKL), dan Wildlife Conservation Society (WCS) mengecek perangkap harimau di kawasan perkebunan kelapa sawit Desa Naca, Aceh Selatan. (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/wsj)

Bagikan:

BANDA ACEH - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh berusaha menangkap harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang menyerang warga di Kabupaten Aceh Selatan menggunakan beberapa perangkap.

"Kami sudah memasang box trap (kotak perangkap) di sebanyak tiga titik untuk penyelamatan, agar masyarakat selamat dan juga satwa liar itu sendiri," kata Kepala BKSDA Aceh Agus Arianto dikutip Antara, Rabu, 9 Februari.

Harimau itu berpindah-pindah terus, kita juga mengikuti pergerakan harimau dalam memasang tiga box trap tersebut," kata Agus.

Menurut dia, perangkap dipasang di tempat-tempat pergerakan harimau berdasarkan hasil pengamatan menggunakan kamera pengawas dan laporan petugas lapangan.

Sebelumnya, seorang petani berusia 67 tahun di Desa Seulekat, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan, diserang harimau pada Senin, 7 Februari siang, saat memanen kelapa sawit di kebun.

Lengan kanan petani bernama Amrimus itu terluka karena dicakar harimau sehingga dia harus menjalani perawatan di fasilitas kesehatan.

"Korban refleks dan memukul harimau tersebut dengan alat panen sawit, akhirnya harimau lari meninggalkannya," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Subulussalam BKSDA Aceh Hadi Sofyan.

Agus mengatakan BKSDA melakukan upaya pencegahan dan penanganan konflik satwa liar dengan warga bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat dan organisasi konservasi.

BKSDA menurutnya, juga memberikan penyuluhan mengenai upaya pencegahan konflik dengan satwa liar kepada warga di sekitar kawasan hutan.

"Misalnya saat pelaksanaan kegiatan di kebun tidak sendiri, ditemani, melaksanakan kegiatan juga jangan sampai terlalu malam, karena kita mengantisipasi jam aktif satwa," katanya.