AstraZeneca Sebut Data Awal Menunjukkan Dosis Ketiga Vaksin COVID-19 Membantu Melawan Varian Omicron
Ilustrasi vaksin COVID-19 lansiran AstraZeneca. (Wikimedia Commons/Whispyhistory)

Bagikan:

JAKARTA - AstraZeneca mengatakan pada Hari Kamis, data awal dari percobaan menunjukkan vaksin COVID-19 mereka menghasilkan peningkatan antibodi terhadap varian Omicron dan varian lainnya, ketika diberikan sebagai dosis penguat ketiga.

Peningkatan respons, juga terhadap varian Delta, terlihat dalam analisis darah orang-orang yang sebelumnya divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca atau mRNA, kata pembuat obat itu, seraya menambahkan pihaknya akan menyerahkan data ini ke regulator di seluruh dunia, mengingat kebutuhan mendesak akan booster, mengutip Reuters 13 Januari

AstraZeneca telah mengembangkan vaksin dengan para peneliti dari Universitas Oxford, dan penelitian laboratorium yang dilakukan oleh universitas bulan lalu telah menemukan, tiga dosis vaksin AstraZeneca meningkatkan kadar antibodi dalam darah terhadap varian Omicron yang menyebar dengan cepat.

Pernyataan singkat pada Hari Kamis, yang tidak menyertakan data spesifik, adalah yang pertama oleh AstraZeneca tentang potensi perlindungan vaksinnya sebagai suntikan booster, setelah dua kali suntikan vaksin berbasis mRNA atau vaksin mereka. Diketahui, vaksin berbasis teknologi mRNA dibuat oleh BioNTech-Pfizer dan Moderna.

Pihak perusahaan mengatakan, temuan ini menambah semakin banyak bukti yang mendukung vaksin AstraZeneca sebagai penguat dosis ketiga terlepas dari jadwal vaksinasi utama yang diuji".

Data potensi vaksin AstraZeneca sebagai booster berasal dari analisis komparatif dalam uji coba vaksin yang didesain ulang, menggunakan teknologi vektor di belakang vaksin AstraZeneca tetapi menargetkan varian Beta yang sekarang sudah digantikan.

AstraZeneca mencoba menunjukkan, vaksin Beta-spesifik memiliki potensi juga terhadap varian lain dan lebih banyak data uji coba diharapkan selama paruh pertama tahun ini.

Secara terpisah, Universitas Oxford dan AstraZeneca bulan lalu mulai mengerjakan vaksin yang secara khusus menargetkan varian Omicron meskipun Astrazeneca, serta pembuat vaksin lain dalam proyek pengembangan serupa, mengatakan belum jelas apakah peningkatan semacam itu diperlukan.

Untuk diketahui, sebuah percobaan besar di Inggris pada Bulan Desember menemukan, vaksin AstraZeneca meningkatkan antibodi ketika diberikan sebagai booster setelah vaksinasi awal dengan suntikannya sendiri atau Pfizer, tetapi itu sebelum penyebaran eksplosif varian Omicron.

Namun, penelitian pada saat itu menyimpulkan vaksin mRNA yang dibuat oleh Pfizer dan Moderna, memberikan dorongan terbesar pada antibodi ketika diberikan sebagai dosis ketiga.

AstraZeneca sendiri sejauh ini telah memasok lebih dari 2,5 miliar dosis vaksinnya secara global, meskipun tidak disetujui di Amerika Serikat, sementara BioNTech-Pfizer telah mengirimkan sekitar 2,6 miliar dosis.