SUMATERA SELATAN – Belum lama ini, artis peran Anya Geraldine mengaku mengidap penyakit yang berkaitan dengan kesehatan mental, yakni borderline personality disorder (BPD).
Kondisi ini menyebabkan Anya tidak bisa hidup menjomblo alias tanpa pacar.
BACA JUGA:
“Itu kayak memang enggak bisa sendiri gitu. Makanya aku dari umur 13 tahun sampai sekarang enggak bisa kalau enggak ada pacar atau yang temenin atau apa dan aku di situ sudah sadar kayak ‘wah ini enggak sehat kalau begini terus’,” kata Anya di kanal YouTube Pos Indonesia The Story.
Lantas, apa itu penyakit BPD? Berikut kami sajikan informasi lengkapnya.
Mengenal borderline personality disorder
BPD atau gangguan kepribadian ambang adalah gangguan mental yang ditandai dengan suasana hati dan citra diri yang selalu berubah-ubah, dan perilaku yang impulsif.
Para penderita BPD memiliki cara pikir, cara pandang, serta perasaan yang berbeda ketimbang orang lain pada umumnya.
Kondisi ini seringnya memunculkan masalah saat menjalankan kehidupan sehari-hari atau saat menjalin hubungan dengan orang lain, seperti hubungan dengan keluarga, pacar, sahabat, dan lain sebagainya.
Borderline personality disorder umumnya muncul pada periode menjelang usia dewasa.
Penderita BPD kondisi kesehatan mentalnya dapat membaik seiring bertambahnya usia, dibantu dengan penanganan berupa psikoterapi dan pemberian obat.
Penyebab borderline personality disorder
Sampai saat ini, belum diketahui secara jelas apa penyebab pasti borderline personality disorder.
Akan tetapi, beberapa faktor berikut ini diduga dapat memicu terjadinya gangguan mental BPD:
1. Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang negatif diduga dapat menjadi pemicu munculnya gangguan kepribadian ini. Misalnya adalah riwayat pelecehan dan penyiksaan semasa kecil, atau dicampakkan oleh orang tua.
2. Genetik
Berdasarkan sejumlah penelitian, gangguan kepribadian dapat diturunkan secara genetik.
3. Kelainan pada otak
Para penderita BPD umumnya memiliki perubahan struktur dan fungsi pada otak, khususnya pada area yang mengatur impuls kimia otak (neurotransmitter) yang berperan dalam pengaturan emosi.
Tiga faktor di atas disebut bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami BPD. Akan tetapi, bukan berarti seseorang akan mengalami gangguan kepribadian borderline personality disorder jika memiliki faktor risiko tersebut.
Selain informasi soal gangguan mental BPD, simak berita terkini baik nasional maupun internasional hanya di VOI, Waktunya Merevolusi Pemberitaan.