6 Alasan Menapa Kamu Sering Kesepian dan Merasa Sendiri Meski Punya Pasangan
Ilustrasi (Polina Sirotina/Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Ada perbedaan tipis antara merasa sendiri dan kesepian dalam suatu hubungan. Menurut terapis perkawinan dan keluarga, Joy Berkheimer, PhD, kesepian lebih tentang perasaan tidak terlihat dan terputus dengan pasangan, sedangkan sendirian adalah perasaan dimana Anda merasa dalam tim namun bergerak sendiri.

Kedua perasaan ini dapat mengikis hubungan secara perlahan. Berikut merupakan enam alasan mengapa seseorang merasa sepi dalam hubungan dilansir dari Well and Good, Selasa, 18 Juli.

1. Anda dan pasangan menjalani kehidupan sibuk

Jika Anda maupun pasangan memiliki jadwal kerja padat maka akan sulit menyisihkan waktu khusus berkencan dan menjalin hubungan guna mempererat ikatan.

“Jika pasangan atau Anda terlalu sibuk dan tidak memprioritaskan hubungan, pun menyediakan waktu untuk satu sama lain, maka kalian bisa menjalani kehidupan paralel,” kata terapis pasangan Kimberly Panganiban, LMFT.

Karena kesibukan membuat quality time berjalan terlalu cepat, maka Anda mendapati diri menghabiskan banyak waktu sendirian. Semakin Anda dan pasangan mengurangi waktu berdua, maka sepi dan sendiri enggan beranjak dari hubungan.

2. Anda merasa pasangan tidak mendukung tujuan pribadi

Alasan lain Anda merasa sendiri dalam hubungan adalah saat pasangan tampak tidak peduli, kurang mendukung, atau tidak melakukan upaya aktif dalam membantu Anda mencapai tujuan hidup. 

“Ini terjadi ketika Anda merasa harus mengejar hidup atau melakukan hal paling penting bagi Anda sendirian,” kata Dr. Berkheimer.

Misal, mungkin tujuan Anda adalah menjadi ilustrator jadi Anda memerlukan waktu khusus untuk bertukar pikiran dengan pasangan. Jika, setelah mengungkapkan keinginan ini kepada pasangan dan dia tampak kurang mendukung atau cuek dengan tujuan Anda. Tidak heran Anda merasa sendiri, apalagi jika kasus ini sering terjadi.

3. Anda berjuang sendiri mewujudkan impian bersama

Selain memiliki tujuan individu, orang yang terikat dalam hubungan komitmen akan menetapkan tujuan bersama seperti menikah, membeli rumah, punya anak, atau keliling dunia. Tapi jika Anda merasa bertanggung jawab sepenuhnya dalam mencapai satu atau lebih dari tujuan tersebut, Anda bisa merasa sendirian atau kesepian dalam hubungan kata Dr. Berkheimer.

4. Memiliki nilai yang tidak selaras

Nilai bersama adalah bagian dari fondasi hubungan sehat sehingga memungkinkan Anda dan pasangan merasa menjadi bagian dari tim yang kohesif. Jika, seiring berjalannya waktu, Anda menemukan bahwa nilai-nilai Anda tidak sejalan dengan pasangan seperti yang dipikirkan. Atau mungkin nilai-nilai inti Anda atau pasangan berubah, Anda akan merasa seolah-olah tidak berada pada gelombang yang sama.

Beberapa perbedaan, misal pada hobi atau minat sebenarnya merupakan hal baik dan dapat membantu kalian berkembang. Namun, jika nilai inti seperti kepercayaan atau pola pengasuhan anak yang sangat berbeda dan berubah dari waktu ke waktu, Anda mungkin mulai mempertanyakan kelayakan hubungan Anda.

5. Anda dan pasangan mulai saling menjauh

Perasaan terputus terjadi ketika Anda dan pasangan mulai meminimalisir komunikasi maupun kontak fisik. Jika terjadi, penting mencari tahu mengapa kalian jatuh ke dalam pola ini. Apakah karena kecemasan atau ketidaksesuaian cara mengungkapkan perasaan atau ada hal lain. Karena menurut Panganiban, ketika orang berhenti berusaha menyambung kembali koneksi atau melibatkan diri dalam hubungan, saat itulah kesepian muncul.

6. Pasangan tidak mengerti situasi hidup Anda

Jika kenyataan kehidupan sehari-hari Anda sangat berbeda dari pasangan, besar kemungkinan dia tidak dapat memahami bagaimana Anda menjalani hidup, kata Dr. Berkheimer. Dan itu dapat membuat Anda merasa sangat kesepian.  Misal, jika Anda berprofesi sebagai seorang dokter dan ingin berbagi tentang hal-hal yang dialami. Tetapi pasangan yang berprofesi sebagai seorang arsitek tidak bisa memahami kenyataan hidup yang Anda jalani. maka disitu bisa hilang koneksi.