PALEMBANG – Pria yang mengalami rasa tidak nyaman pada testis atau ada benjolan pada area tersebut disarankan untuk melakukan pemeriksaan secara klinis. Dikhawatirkan tanda-tanda tersebut merupakan salah satu gejala dari tumor testis. Mengutip VOI Olahraga , mengabarkan bahwa Sebastien Heller, striker Borussia Dortmund tidak sehat kemudian diperiksa secara medis. Tumor di testis dan perawatan intensif sebaik mungkin, tutur direktur Sebastian Kehl.
Tumor atau kanker testis paling sering dialami pada pria usia 15-44 tahun. Dengan diagnosis dini, kanker testis dapat disembuhkan dan risiko kematian akibat kanker ini cukup kecil, melansir Urology Care Foundation , Rabu, 20 Juli. Rasa sakit yang dialami pasien kanker testis, tergantung pada jenis sel kanker apakah menyebar dan kesehatan pasien secara keseluruhan.
BACA JUGA:
Mengenali Tanda-tanda Awal Kanker
Tanda-tanda awal kanker, dianjurkan untuk dikenali sejak dini. Pemeriksaan bisa dilakukan mandiri dahulu dan apabila menemukan gejala umum, pemeriksaan wajib dilakukan secara klinis. Secara umum, tumor testis dikenali ketika menemukan benjolan, pembengkakan, atau rasa nyeri yang mencurigakan di area testis.
Testis merupakan bagian dari sistem reproduksi pria. Dua kelenjar berbentuk telur ini disimpan dalam skrotum di bawah penis. Ukuran testis satu sama lain harus hampir sama, meskipun satu mungkin lebih besar dari yang lain. Di tepi atas dan luar berbentuk tabung yang disebut epididimis. Testis, merupakan tempat sperma matang yang juga berkaitan dengan hormon testosteron atau yang mengontrol dorongan seks pada pria. Tanda-tanda tumor testis, secara spesifik antara lain adalah:
- Benjolan tanpa rasa sakit di testis
- Pembengkakan testis, baik dengan atau tanpa rasa sakit
- Skrotum terasa berat
- Muncul rasa nyeri yang tumpul pada testis, skrotum, atau selangkangan
- Perubahan pada jaringan payudara pria
Risiko Kanker Testis yang Dialami oleh Pria
Apabila menemukan tanda-tanda paling umum dialami seperti di atas, disarankan untuk segera menemui dokter agar diketahui apakah itu tumor atau bukan. Perlu diketahui, sangat sedikit pria yang menderita kanker testis yang merasakan sakit pada awalnya. Jadi, ketika menemukan benjolan pada testis perlu segera periksa karena jika terlambat bisa menyebar.
Faktor risiko kanker testis tidak mungkin untuk dihindari. Pasalnya, pria yang berisiko tinggi mengalaminya berkaitan dengan riwayat genetik apakah bapak atau saudara lelakinya menderita kanker testis. Faktor lain yang mempengaruhinya, pernah atau tidaknya mengalami testis yang tidak turun sebelum lahir atau dikenal sebagai cryptorchidism. Selain itu, sel abnormal di testis yang disebut germ cell neoplasia in situ (GCNIS), paling sering ditemukan selama tes infertilitas juga jadi faktor tingginya risiko tumor testis.
Pemeriksaan Gejala Kanker Testis pada Pria
Memeriksa secara mandiri di rumah juga direkomendasikan. Untuk memeriksa testis, lakukan dengan menggulung secara lembut. Perlu juga diketahui apabila testis yang satu lebih besar dari yang lain, adalah normal. Cari adanya benjolan, pembengkakan, atau hal-hal yang tampaknya tidak normal. Pemeriksaan mandiri ini perlu dilakukan sebulan sekali.
Pemeriksaan medis dilakukan dengan memeriksa catatan kesehatan dan kondisi fisik. Ahli urologi, akan memeriksa skrotum, perut, kelenjar getah bening, dan bagian lain pada tubuh untuk mencari tanda-tanda kanker. Mereka juga akan melakukan tes pencitraan atau ultrasonografi testis, tes darah, dan tes penanda tumor serum.
Tak seperti kanker lainnya, dokter tidak mengambil sampel jaringan atau biopsy sebelum operasi. Berdasarkan stadiumnya, kanker testis dikategorikan dalam Tahap 0, yang disebut GCNIS yang merupakan peringatan bahwa kanker bisa tumbuh. Selanjutnya, Stadium I, yang mana kanker hanya ditemukan di testis. Stadium II, kanker telah menyebar ke testis satunya hingga kelenjar getah bening. Stadium III, kanker telah menyebar di luar kelenjar getah bening.
Untuk mengobati dan menyembuhkan pasien dari tumor testis, medis akan melakukan pengawasan, operasi, radiasi, dan kemoterapi. Sebelum melakukan perawatan, medis sebelumnya juga akan berbicara mengenai apakah pasien ingin memiliki anak, tentang risiko infertilitas, dan perubahan hormon setelah perawatan tertentu.
Setelah menjalani pengobatan, pasien tumor testis perlu dilakukan. Pemeriksaan rutin juga wajib dilakukan.
Ikuti terus berita dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel . Kami menghadirkan berita Sumatera Selatan terkini dan terlengkap untuk Anda.