PALEMBANG - Kasus COVID-19 pada anak mengalami lonjakan penularan selama tiga minggu terakhir. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kenaikannya kasus mencapai 1.000 persen hanya dalam tiga minggu.
Piprim Basarah Yanuarso, Ketua IDAI, menyampaikan bahwa per tanggal 24 Januari 2022 jumlah pasien COVID-19 anak di Indonesia sebanyak 676 orang. Kemudian, per tanggal 31 Januari meningkat menjadi 2.775 anak. Lalu, per tanggal 7 Februari kasus menjadi 7.990 anak.
BACA JUGA:
"Kalau dibandingkan dengan tanggal 24 Januari sampai 7 Februari, berarti (kasus COVID-19 anak) sudah naik 1.000 persen lebih atau 10 kali lipat. Jadi, trennya ini luar biasa," kata Piprim dalam diskusi virtual, dikutip pada Kamis, 10 Februari.
Penularan COVID-19 Omicron pada Anak
Dari banyaknya kasus COVID-19 pada anak di tengah penularan varian Omicron, Pripim meminta orang tua untuk tidak khawatir jika anaknya tertular.
"Jika anak sudah terpapar COVID-19, yang pertama jangan panik. Ini, orang tua, kalau anaknya sudah positif, biasanya panik dulu yang ada. Jangan panik, karena kepanikan itu menutup akal. Kita enggak bisa mikir apa-apa," ungkap Pripim.
Memantau Gelaja COVID-19 yang Pada Anak
Piprim meminta orang tua segera melakukan layanan telemedisine dengan memantau gejala yang dirasakan anak. Pripim mengimbau orang tua tak memberikan sembarangan obat untuk anaknya.
"Jangan memberikan obat sembarangan karena obat COVID-19 seyogyanya diberikan oleh dokter dan hanya diberikan pada yang bergejala sedang dan berat," jelas dia.
Lebih lanjut, Pimprim meminta orang tua untuk selalu menjaga anaknya dalam beraktivitas dan mengupayakan agar tidak mengajak anak ke tempat publik yang berpotensi kerumunan.
"Saat ini sangat tidak disarankan membawa anak ke keramaian, ke mal, pusat perbelanjaan, nonton bioskop apalagi, yang kemudian berada dalam lingkungan dengan ventilasi yang tertutup," imbuhnya.
Ikuti terus berita terkini dalam negeri dan luar negeri lainnya di VOI Sumsel.